Selasa, 03 Juli 2018

Peran Agama Di Tahun Politik Sebagai Bomerang Penghancur Pluralis

     Peran Agama Di Tahun Politik Sebagai              Bomerang Penghancur Pluralis



Teologi Merupakan cabang Ilmu yang berbicara mengenai konsep Ketuhanan,
mengenal sifat Allah, dan dasar dari kepercayaan suatu agama.
berbicara tentang Teologi berarti kita sedang berbicara tentang Agama,
tentang suatu kepercayaan dogmati yang diantui.
   Agama adalah kepercayaan diman kepercayaan itu muncul dari sikap afektif setiap orang sehingga tidak dipaksakaan oleh seorangpun untuk sujud & menyembah kepada agama lain selain agama yang sesorang anuti.
Adalah suatu perjalanan historis yang tidak kita bohongi bhawa setiap agama yang kita anuti sekarang adalah agama inport-an dari bangsa luar.
Agama yang di akui sekarang ada agama yang tidak lahir di negara kita sendiri, melainkan titipan politik dari benuah biru.
Agama yang kita punya itu hilang sejak ilmu pengetahuan mulai berkembang ,
Seharusnya kita lebih pintar dari batu-batu  yang berada di hutan, karena ketika ilmu pengetahua sudah mulai masuk seharusnya kita berpikir bagaimana mengembangkan kepercayaan kita & bukan menerima agama luar dan kemudian menghilangkan kepercayaan awal.
Sesungguhnya agama itu sendiri merupakan keyakinan akan iman kita.
Lalu mengapa keyakinan awal yang sudah tumbuh sejak berabad-abad hilang begitu saja ? ? ?
Pertanyaan Reflektif yang ingin saya lontarkan `` Sejauh ini apakah kekuatan iman kita terhadap agama sangat baik??
Di rezim Milenial ini, banyak agama yang di jadikan amunisi dalam berbagai aspek.
Diperalatkan oleh Provokator untuk mengaduh domba Masyarakat , bahkan sampai dalam urusan politik , ekonomi & sosial pun agama di campurkan.
Hakekat suatu agama tidak lagi di pedulukan oleh karena serakahnya kepentingan.
Apa yang ideal dari Agama di rezim ini?
Apakah agama itu digunakan sebagai alat pemecah bela?, ataukah di jadikan pedang untuk membunuh nilai kepluralisan bangsa yang sudah sejak lama kita pelihara?
Apa yang kemudian menjadi penyebab camput aduknya urusan agam dengan Politik? Sebagai mahasiswa tentunya saya berpandangan bahwa hal ini terjadi karena nilai jual politik dari oknum-oknum tertentu tidak laku di mata bangsa sehingga di menjadikan agama sebagai produk dagangan pilitik.
   Hal ini tentunya jangan dibiarkan terua mengakar di negri yang pancasilais ini, karena bangsa yang cinta akan toleransi tidak akan bertahan lama nilai tolerannya jika membiarkan orang lain mencoba mengikis nilai tersebut dari kulit negri ini.
Tentunya harus ada undang-undang yang dibuat untuk mengatasi hal demukian, & proses penegakan terhadap UU juga harus  tegas. Dalam konteks Teologis kita seharusnya menjadikan Agama itu sendiri sebagai bentuk implementasi dari iman & keyakinan kita. Jangan menanamkan dalam diri bahwa keyakinan orang lain lebih rendah dari keyakinan kita. Karena sesungguhnya hanya kepada satu Allah yang kita percaya , itulah idealnya Agama yang sesungguhnya.
Penulis$ Yohanes Halimaking.
     Peran Agama Di Tahun Politik Sebagai              Bomerang Penghancur Pluralis


Teologi Merupakan cabang Ilmu yang berbicara mengenai konsep Ketuhanan,
mengenal sifat Allah, dan dasar dari kepercayaan suatu agama.
berbicara tentang Teologi berarti kita sedang berbicara tentang Agama,
tentang suatu kepercayaan dogmati yang diantui.
   Agama adalah kepercayaan diman kepercayaan itu muncul dari sikap afektif setiap orang sehingga tidak dipaksakaan oleh seorangpun untuk sujud & menyembah kepada agama lain selain agama yang sesorang anuti.
Adalah suatu perjalanan historis yang tidak kita bohongi bhawa setiap agama yang kita anuti sekarang adalah agama inport-an dari bangsa luar.
Agama yang di akui sekarang ada agama yang tidak lahir di negara kita sendiri, melainkan titipan politik dari benuah biru.
Agama yang kita punya itu hilang sejak ilmu pengetahuan mulai berkembang ,
Seharusnya kita lebih pintar dari batu-batu  yang berada di hutan, karena ketika ilmu pengetahua sudah mulai masuk seharusnya kita berpikir bagaimana mengembangkan kepercayaan kita & bukan menerima agama luar dan kemudian menghilangkan kepercayaan awal.
Sesungguhnya agama itu sendiri merupakan keyakinan akan iman kita.
Lalu mengapa keyakinan awal yang sudah tumbuh sejak berabad-abad hilang begitu saja ? ? ?
Pertanyaan Reflektif yang ingin saya lontarkan `` Sejauh ini apakah kekuatan iman kita terhadap agama sangat baik??
Di rezim Milenial ini, banyak agama yang di jadikan amunisi dalam berbagai aspek.
Diperalatkan oleh Provokator untuk mengaduh domba Masyarakat , bahkan sampai dalam urusan politik , ekonomi & sosial pun agama di campurkan.
Hakekat suatu agama tidak lagi di pedulukan oleh karena serakahnya kepentingan.
Apa yang ideal dari Agama di rezim ini?
Apakah agama itu digunakan sebagai alat pemecah bela?, ataukah di jadikan pedang untuk membunuh nilai kepluralisan bangsa yang sudah sejak lama kita pelihara?
Apa yang kemudian menjadi penyebab camput aduknya urusan agam dengan Politik? Sebagai mahasiswa tentunya saya berpandangan bahwa hal ini terjadi karena nilai jual politik dari oknum-oknum tertentu tidak laku di mata bangsa sehingga di menjadikan agama sebagai produk dagangan pilitik.
   Hal ini tentunya jangan dibiarkan terua mengakar di negri yang pancasilais ini, karena bangsa yang cinta akan toleransi tidak akan bertahan lama nilai tolerannya jika membiarkan orang lain mencoba mengikis nilai tersebut dari kulit negri ini.
Tentunya harus ada undang-undang yang dibuat untuk mengatasi hal demukian, & proses penegakan terhadap UU juga harus  tegas. Dalam konteks Teologis kita seharusnya menjadikan Agama itu sendiri sebagai bentuk implementasi dari iman & keyakinan kita. Jangan menanamkan dalam diri bahwa keyakinan orang lain lebih rendah dari keyakinan kita. Karena sesungguhnya hanya kepada satu Allah yang kita percaya , itulah idealnya Agama yang sesungguhnya.
Penulis$ Yohanes Halimaking.

Selasa, 17 April 2018

Sabtu, 14 April 2018

Menuju Ammapai 01 , Kualitas Loyalitas & Tanggung jawab

Dagas Lelangona atau Damianus Lelangona
Meruapakan salah satu kader integritas yang di persiapkan bertarung di RUA Ammapai Kupang periode ini.
Loyalitas dan Kualitas menjadi modal utama Dagas dalam mencalonkan diri.
Tentunya sebagai Kader Potensial Dagas ingin menjadikan Ammapai yang unggul dalam kualitas dan Hebat dalam intelektual.

Harapan dagas di RUA Ammapai kali ini ialaha menciptakan Demokrasi sehat dalam perhimpunan sehingga memupuk kembalai tali persaudarhan dalam Ammapai .

Sabtu, 07 April 2018

RINDUH

Piluisi Oleh : Petronela Baran Wityn

     Mahasiswa Universitas Nusa Cendana
     Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan       
Kewarganegaraaan

Menunggu ditengah pekat malam
Diam membisu dalam keheningan
Apa yang harus kukatakan pada bintang yang terus bersinar dengan penuh tanya...
Kutatap bintang
Bulan pun tak mau kehilangan tatapanku...
Selayang pandang kutatap mereka
Dengan malu" kutanyakan pada bulan dan bintang yang masih menatap
Kapankah engkau datang???
Sekian lama kuarungi waktu
Menunggu tanpa letih
Dengan sejuta cinta yang kupendam
Tanpa ada balasan darimu
Ijinkan aku menanti
Ijinkan aku merindu
Ijinkan aku mencinta
Walau benar" menyiksa
Penantian yang tak pasti
Rindu yang terlampau berat
Cinta yang terlarang
Itulah kisah penantianku...
Seperti kata yang tak mampu diucap rokok pada api yang menjadikannya puntung dan abu
Seperti pesan yang tak sempat disampaikan nada pada kata yang menjadikanya lagu....
Begitulah penantianku....
Sia sia

Rabu, 04 April 2018

INTEGRITAS POLITIK MENUJU INTEGRASI SOSIAL

INTEGRITAS POLITIK MENUJU INTEGRASI SOSIAL

      Opini Oleh : Yohanes Halimaking
      Mahasiswa Univesritas Nusa Cendana                Fakultas    Ilmu Sosial & Politik Jurusan                                      Sosiologi

         Suatu negara yang berdemokrasi tidak luput dari Politik
Yang merupakan distributor musyawara menuju mufakat.
Politik dalam artian spesifik merupakan pengetahuan mengenai Ketatanegaraan atau Kenegaraan ( seperti Sistem Pemerintahan & Dasar Pemerintahan ).
Dari pandangan masyarakat akar rumput, Politik adalah Drama Tipu daya yang di lakoni oleh aktor penguasa.
  Menerawang kembali Kemerdekaan Indonesia, kita tahu bahwa Politik berperan penting hingga menghantarkan NKRI ke gerbang Kemerdekaan.
Sejak Kolonial menebus ibu pertiwi membawa masuk Sistem yang merupakan bagian dari Politik.
Hingga Soekarno merebut kembali tongkat estafet bangsa juga menggunakan sistem Politik.
 Sesungguhnya Politik itu baik adanya hanya Oknumnya saja yang Serakah.

 Tahun 2019 adalah tahun dimana Gendang Politik akan di tabuh.
Meriam Demokrasi kian gemuruh pertandah Pemilihan Umum akan tibah.

Dari pucuk terginggi dalam negara (Pilpres) hingga akar Daerah (Pilkada & Pileg)

Menjadi sasaran parah Kapitalis adalah masyarakat kaum bawah yang kurang paham akan Politik.
Kaum Borjuis akan memainkan Politik Kancil dengan bermodalkam modal/harta.
Ini yang menjadi ketakutan jika Skenario tersebut akam dimainkan lagi di tahun ini.

Pesta Demokrasi kali ini akan membuka ruang bagi provokator untuk melacuri Semboyan Negara (BHINEKA TUNGGAL IKA) yaitu memainkan isu SARA( Suku , Ras ,& agama)
yang akan menimbulkan Disintegrasi Sosial dalam masyarakat.
Jika hal ini terus terjadi maka yakin dan percaya Indonesia yang di kenal dengan bangsa yang Majemuk akan terpecah bela.

Peran Politik sangat mempengarhui kehidupan sosial masyarakat bahkan sangat erat dengan pola dan sistem dalam masyarakat.

Sehingga menjadi ketakutan untuk kali ini ialah isu SARA masih di mainkan yang akan berimplikasi pada Disintegrasi pada masyarakat.

Harapan dan angan menjadi impian kita bahwa Drama Politi kali ini "Mari lakoni dan pentaskan Integrasi Politik atau dalam artian bahwa Bepolitik yang baik ,untuk menyatuhkan".

Kesadaran akan bangsa yang beragam dengan berlandaskan Pancasila akan menjadi dasar dalam Politik .
Bahwa Indoneaia adalah negara yang Pluralis,
Jangan sampai ada Oknum yang yang memprovokatori kita guna memecah belakan bangsa yang sudah diwariskan nenek moyang dengan Politi " pemisah".

Pesanku untuk mu parah aktor politik
" Ciptakan Integritas Politik Menuju Integrasi Sosial"

Sebab Untuk Menjaga Kesatua dan Persatuan bangsah adalah kita bukan dia ataupun mereka.

SALAM.......
Opini Oleh : Yohanes Halimakaing
Mahasiswa Universitas Nusa Cendana 
Fakultas Ilmu Sosial & Politik Jurusan Sosiologi



   Suatu negara yang berdemokrasi tidak luput dari Politik
Yang merupakan distributor musyawara menuju mufakat.
Politik dalam artian spesifik merupakan pengetahuan mengenai Ketatanegaraan atau Kenegaraan ( seperti Sistem Pemerintahan & Dasar Pemerintahan ).
Dari pandangan masyarakat akar rumput, Politik adalah Drama Tipu daya yang di lakoni oleh aktor penguasa.
  Menerawang kembali Kemerdekaan Indonesia, kita tahu bahwa Politik berperan penting hingga menghantarkan NKRI ke gerbang Kemerdekaan.
Sejak Kolonial menebus ibu pertiwi membawa masuk Sistem yang merupakan bagian dari Politik.
Hingga Soekarno merebut kembali tongkat estafet bangsa juga menggunakan sistem Politik.
 Sesungguhnya Politik itu baik adanya hanya Oknumnya saja yang Serakah.

 Tahun 2019 adalah tahun dimana Gendang Politik akan di tabuh.
Meriam Demokrasi kian gemuruh pertandah Pemilihan Umum akan tibah.

Dari pucuk terginggi dalam negara (Pilpres) hingga akar Daerah (Pilkada & Pileg)

Menjadi sasaran parah Kapitalis adalah masyarakat kaum bawah yang kurang paham akan Politik.
Kaum Borjuis akan memainkan Politik Kancil dengan bermodalkam modal/harta.
Ini yang menjadi ketakutan jika Skenario tersebut akam dimainkan lagi di tahun ini.

Pesta Demokrasi kali ini akan membuka ruang bagi provokator untuk melacuri Semboyan Negara (BHINEKA TUNGGAL IKA) yaitu memainkan isu SARA( Suku , Ras ,& agama)
yang akan menimbulkan Disintegrasi Sosial dalam masyarakat.
Jika hal ini terus terjadi maka yakin dan percaya Indonesia yang di kenal dengan bangsa yang Majemuk akan terpecah bela.

Peran Politik sangat mempengarhui kehidupan sosial masyarakat bahkan sangat erat dengan pola dan sistem dalam masyarakat.

Sehingga menjadi ketakutan untuk kali ini ialah isu SARA masih di mainkan yang akan berimplikasi pada Disintegrasi pada masyarakat.

Harapan dan angan menjadi impian kita bahwa Drama Politi kali ini "Mari lakoni dan pentaskan Integrasi Politik atau dalam artian bahwa Bepolitik yang baik ,untuk menyatuhkan".

Kesadaran akan bangsa yang beragam dengan berlandaskan Pancasila akan menjadi dasar dalam Politik .
Bahwa Indoneaia adalah negara yang Pluralis,
Jangan sampai ada Oknum yang yang memprovokatori kita guna memecah belakan bangsa yang sudah diwariskan nenek moyang dengan Politi " pemisah".

Pesanku untuk mu parah aktor politik
" Ciptakan Integritas Politik Menuju Integrasi Sosial"

Sebab Untuk Menjaga Kesatua dan Persatuan bangsah adalah kita bukan dia ataupun mereka.

SALAM.......

Selasa, 03 April 2018

Disfungsi Regulasi Dana Desa

             Oleh: Yohanes Ola Halimaking

Mahsiswa Univesritas Nusa Cendana Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Jurusan Sosiologi
            Anggota Ammapai Kupang




Ditinjau dari sisi Etimologi, Desa berasal dari bahasa Yunani "Deshi" yang artinya tanah kelahiran , tanah asal yang berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat kecil.
  Sejarah mengataka
n bahwa Desa adalah awal mula terbentuknyaasyarakat polituk dan pemerintah yang diawali dari kelompok-kelompok masyarakat yang bermukim di suatu wilayah dengan ikatan keterbatasan atau keteraturan.
Pada masa Kolonoal Belanda terjadi perubahan politik dan pemerintah yang mendasar, yakni kekuasaan.
Pemerinta melakukan tata organisasi desa untuk memepertahankan kekuasaan.
  Pada era Reformasi dengan tuntutan Good Goverrance, nilai-nilai lokal mulai tumbuh dan keterlibatan masyarakat dalam kebijakan desa mulai timbul.
Pada hakekatnya desa merupakan Miniatur dari suatu negara yang memiliki strukut dan fungsi yang homogenis.
Kini dengan hadirnya program Jokowidodo( Presiden RI ) "Membangun Dari Desa" yang menghadirkan Dana Desa yang cukul besar.
Dengan hadirnya program tersebut sangat membatuh desa dalam mengembangkan ekonomi dan masyarakat yang terpuruk dari sebelumnya.
Namun Realita tak seirama dengan harapan yang di impikan justru meningkan rasio kemiskinan di desa.
Kenyataan visual yang di amati selama ini ialah
bahwa orientasi dana desa hanya pada infrastuktur.
Dalam UU Dana Desa sudah menegaskah bahwa  70% dialokasikan pada pembangunan fisik dan 30% nya untuk Pemberdayaan Masyarakat.
Sehingga sangata diharapkan bagi aparatur desa agar bisa mengerti alur dan mekanisme dalam pengelolaan dana tersebut.
Selama ini hanya pembangunan Fisik yang menjadi Prioritas utama, sedangkan Pemberdayaan Masyarakatnya entah kemana.
Banyak Masyarakat yang dibodohkan oleh aparatur dengan sistem yang amburadul,
maka sampai kapanpun kita tidak makmur.
Desa yang merupakan insert dari suatu negra kini menjadi ladang penggarap uang bagi peguasa
yang dengan bermodalkan tipu daya, masyarakat kaum lemah jadi percaya.
Sesungguhnya apabila dana desa dialokasikan dengan baik niscaya kemakmuran akan terjamin.
Solusi yang saya tawarkan:
70% pembangunan fisik tidak bermuara pada satu jenis bangunana (misalnya ; setiap kali anggaran hanya diperuntukan pada jala)
tetapi bagimana caranya agar dana yang dikeluarkan untuk pembangunan tersebut bisa mendatangkan uang yang secukupnya.
Misalnya membuka usaha yang nantinya dikelola oleh desa dll.
Kemudian untuk 30% untuk pemberdayaan masyarakat tersebut dialokasikan pada pos yang pemberdayaan sehingga bagaimana meciptakan masyarakt yang kreatif dalam mejalankan roda perekonomoan di desa, misalnya memberukan pada kelompok masyarakat yang ingin membuka usaha dll.
Ketika aparatur berpukir kreatif ,
Niscaya Desa akan berkembang dari sebelumnya.

(*yoh).
Tentang penulis klik www.yohanes ola himakingblogger.com

Minggu, 01 April 2018

Pesan Rafael Ratu di Hari Paskah 2018

@Lembata  – Hari Raya Paskah 1 April 2018, menjadi hari suci seluruh umat Kristen di dunia. Begitupun umat Paroki St.Maria Bintang Laut Waipukang  yang mayoritas penduduk beragama Kristen.
Seluruh umat Kristiani merayakan hari kebangkitan Yesus sebagai hari kemenangan dan pembebasan umat manusia.

Berbagai suka cita dan ucapan syukur dinaikan kepada Tuhan. Begitupun pesan damai kepada keluarga, sesama dan sahabat.

Meski disibukan dengan pekerjaanya Rafael Ratu atau biasa disapa Rama, menyisihkan waktu menyampaikan pesan Paskah.

Pesan tersebut mengingatkan kita akan makna nilai kebangkitan Yesus.

Menurutnya, janganlah menyia-nyiakan pengorbanan Yesus yang disiksa, mati dan dikuburkan demi dosa umat manusia.

Sebagai umat Tuhan, kita harus bangkit dari keterpurukan, menjadi baru, dan teruslah menjadi berkat bagi diri, keluarga dan sesama.

“Tuhan Yesus mati dan bangkit untuk kita. Jangan membuat pengorbananNYA menjadi sia-sia. Jadilah “baru”, teruslah menjadi berkat bagi sesama. Selamat PASKAH, TUHAN YESUS memberkati,” ujar Rama yang sekarang bekerja sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD) wilayah dampingan Lebatukan, Minggu, (1/4/2018) di Waipukang.


“Semoga Paskah, menguatkan kita dalam melayani Lembata ke arah yang lebih baik,” pungkas Rama , Calon DPRD Kab.Lembata 2019.
(*yoh)

Pesan Rafael Ratu Di Hari Paskah 2018

@Lembata  – Hari Raya Paskah 1 April 2018, menjadi hari suci seluruh umat Kristen di dunia. Begitupun umat Paroki St.Maria Bintang Laut Waipukang  yang mayoritas penduduk beragama Kristen.
Seluruh umat Kristiani merayakan hari kebangkitan Yesus sebagai hari kemenangan dan pembebasan umat manusia.

Berbagai suka cita dan ucapan syukur dinaikan kepada Tuhan. Begitupun pesan damai kepada keluarga, sesama dan sahabat.

Meski disibukan dengan pekerjaanya Rafael Ratu atau biasa disapa Rama, menyisihkan waktu menyampaikan pesan Paskah.

Pesan tersebut mengingatkan kita akan makna nilai kebangkitan Yesus.

Menurutnya, janganlah menyia-nyiakan pengorbanan Yesus yang disiksa, mati dan dikuburkan demi dosa umat manusia.

Sebagai umat Tuhan, kita harus bangkit dari keterpurukan, menjadi baru, dan teruslah menjadi berkat bagi diri, keluarga dan sesama.

“Tuhan Yesus mati dan bangkit untuk kita. Jangan membuat pengorbananNYA menjadi sia-sia. Jadilah “baru”, teruslah menjadi berkat bagi sesama. Selamat PASKAH, TUHAN YESUS memberkati,” ujar Rama yang sekarang bekerja sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD) wilayah dampingan Lebatukan, Minggu, (1/4/2018) di Waipukang.


“Semoga Paskah, menguatkan kita dalam melayani Lembata ke arah yang lebih baik,” pungkas Rama , Calon DPRD Kab.Lembata 2019.
(*yoh)

Sabtu, 31 Maret 2018

Damai Paskah Warga Perhimpunan (AMMAPAI KUPANG)

Semoga dengan kebangkitan kristus membawa damai bagi warga perhimpunan.

 Tuhan Lindungila pergimpunan ini
Jadikanlah salib sengsarahmu menjadi salib keselamatan bagi kami semua
Sebab segalah usaha & jerih payah kami selalu di berkati oleh mu.
Aminnnn....

Realitas Mahasiswa "Zaman Now"

OPINI: Realita Mahasiswa Zaman “Now” 



    Oleh: Yohanes Halimaking “Wahai kalian

 yang rindu kemenangan, wahai kalian yang turun ke jalan demi mempersembahkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta”. Lirik yang sudah tak asing lagi bagi mahasiswa – mahasiswa diseluruh penjuru negeri ini. Lirik lagu tersebut memang seakan menggambarkan fungsi dan perjuangan dari mahasiswa, namun apakah hari ini memang seperti itu realitanya? Menurut Knopfemacher (dalam suwono, 1978) mahasiswa merupakan insan – insan calon sarjana yang terlibat dalam suatu instansi perguruan tinggi, dididik serta diharapkan menjadi calon – calon intelektual. Mahasiswa memang menjadi ujung tombak dari suatu bangsa, semakin baik kualitas mahasiswa di suatu bangsa, maka semakin baik pula bangsa tersebut. Namun demikian, sekarang mari kita berbicara peran dan fungsi mahasiswa yang pertama adalah sebagai social control di tengah masyarakat. Peran mahasiswa sebagai social control terjadi saat ada hal yang tidak beres maupun ganjil dalam masyrakat. Mahasiswa sudah seharusnya memberontak terhadap kebusukan – kebusukan yang terjadi dalam birokrasi yang selama ini dianggap lazim. Kemudian, jika mahasiswa acuh dan juga tidak peduli dengan lingkungannya, maka sudah tidak ada lagi harapan yang lebih baik untuk kehidupan bangsa nantinnya. Mahasiswa memang sudah seharusnya menumbuhkan jiwa kepedulian socialnya, dimana mahasiswa harus peduli terhadap masyarakat, sebab mahasiswa adalah bagian dari masyarakat. Kepedulian tersebut bukan hanya diwujudkan dalam bentuk demo ataupun turun kejalan saja, tetapi dengan pemikiran – pemikiran cemerlangnya, diskusi – diskusi, atau memberikan bantuan moril dan juga materil kepada masyarakat serta bangsa. Peran masiswa yang kedua adalah sebagai agent of change yang artinya mahasiswa juga sebagai agen perubahan. yakni bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negeri, kemudian dengan gagahnya mengusir para penjahat serta dengan gagah sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan oleh penduduk setempat. Dalam artian ini, mahasiswa tidak hanya menjadi penggagas perubahan, tetapi sebagai objek atau pelaku dalam perubahan tersebut. Sikap kritis yang positif harus dimiliki dan sering dapat membuat sebuah perubahan besar dan juga membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah serta cemas. Banyak pembodohan serta ketidakadilan yang telah dilakukan oleh pemimpin bangsa ini. Sudah seharusnya Anda berpikir untuk mengembalikan dan juga mengubah keadaan tersebut. Perubahan yang dimaksud yakni perubahan kearah yang positif serta tidak menghilangkan jati dirinya sebagai mahasiswa dan juga Bangsa Indonesia. Peran mahasiswa selanjutnya adalah sebagai guardian of value yang artinya Anda yang sudah dikatakan sebagai pelajar tingkat tinggi memiliki peran sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak, yakni menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan sifat yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat lainnya. Selain itu juga, dituntut pula untuk mampu berpikir secara ilmiah tentang nilai-nilai yang mereka jaga. Bukan hanya itu saja, Anda juga sebagai pembawa, penyampai, dan penyebar nilai-nilai serta ilmu-ilmu yang telah mereka pelajari. Namun apakah hari ini kita sebagai mahasiswa masih menjalankan peran dan fungsi kita sebagaimana mestinya, apakah kita tetap menjaga marwah dan identitas kita sebagai garda terdepan dalam kemajuan bangsa? Hari ini kita secara pahit harus mengatakan kita secara perlahan mulai melupakan identitas kita sebagai mahasiswa. Lihatlah sekarang bagaimana mahasiswa yang hanya pergi kuliah untuk pulang, lihatlah lbagaimana mahasiswa sekarang yang hanya untuk mengatakan pendapat harus duduk diam dan gemetaran, lihatlah hari ini mahasiswa yang hanya diam tak bersuara ketika hak mereka dirampas dan dibelenggu oleh pihak-pihak tertentu dan apakah hari ini kita masih layak untuk disebut sebagai “Mahasiswa”. Tidak sedikit pula mahasiswa zaman sekarang yang secara sadar atau tidak terlibat dalam politik praktis yang artinya mahasiswa tersebut hanya dijadikan sebagai “kuda” oleh pihak-pihak yang mencari kepentingan politik dengan melibatkan mahasiswa tersebut yang berakibat mahasiswa zaman sekarang sudah memiliki hubungan dan berinteraksi dengan partai politik yang mana hal itu sudah jelas dilarang di dalam peraturan per undang-undangan. Realitanya kita memang sudah terlalu lama tertidur, melupakan fungsi dan identitas kita sebagai mahasiswa ditengah situasi dan persaingan global yang semakin sengit kita harus bangun dari tidur panjang kita ini dan mulai mempertanyakan kembali apakah kita sudah berbuat sesuatu untuk negeri ini, apakah kita memang sudah menjadi mahasiswa yang sesungguhnya karena kita mau tidak mau, suka tidak suka adalah generasi-generasi yang kelak akan menentukan kemana arah bangsa ini akan dibawa. Pada akhirnya penulis berharap kita semua sebagai mahasiswa dapat kembali menjalankan peran dan fungsi kita sebagai mahasiswa, kita ada untuk bersuara maka bersuara lah jika kita diam maka seluruh orang akan diam, jika kita bersuara maka disanalah hakikat kita sebagai mahasiswa terjadi. Kita ada untuk Indonesia kita ada untuk masyarakat yang kita cintai maka belajarlah untuk mengabdi, memenuhi panggilan negeri. (***)

 Penulis adalah Mahasiswa Universitas Nusa Cendana Fakultas Fisip/Sosiologi.