Selasa, 03 Juli 2018

Peran Agama Di Tahun Politik Sebagai Bomerang Penghancur Pluralis

     Peran Agama Di Tahun Politik Sebagai              Bomerang Penghancur Pluralis



Teologi Merupakan cabang Ilmu yang berbicara mengenai konsep Ketuhanan,
mengenal sifat Allah, dan dasar dari kepercayaan suatu agama.
berbicara tentang Teologi berarti kita sedang berbicara tentang Agama,
tentang suatu kepercayaan dogmati yang diantui.
   Agama adalah kepercayaan diman kepercayaan itu muncul dari sikap afektif setiap orang sehingga tidak dipaksakaan oleh seorangpun untuk sujud & menyembah kepada agama lain selain agama yang sesorang anuti.
Adalah suatu perjalanan historis yang tidak kita bohongi bhawa setiap agama yang kita anuti sekarang adalah agama inport-an dari bangsa luar.
Agama yang di akui sekarang ada agama yang tidak lahir di negara kita sendiri, melainkan titipan politik dari benuah biru.
Agama yang kita punya itu hilang sejak ilmu pengetahuan mulai berkembang ,
Seharusnya kita lebih pintar dari batu-batu  yang berada di hutan, karena ketika ilmu pengetahua sudah mulai masuk seharusnya kita berpikir bagaimana mengembangkan kepercayaan kita & bukan menerima agama luar dan kemudian menghilangkan kepercayaan awal.
Sesungguhnya agama itu sendiri merupakan keyakinan akan iman kita.
Lalu mengapa keyakinan awal yang sudah tumbuh sejak berabad-abad hilang begitu saja ? ? ?
Pertanyaan Reflektif yang ingin saya lontarkan `` Sejauh ini apakah kekuatan iman kita terhadap agama sangat baik??
Di rezim Milenial ini, banyak agama yang di jadikan amunisi dalam berbagai aspek.
Diperalatkan oleh Provokator untuk mengaduh domba Masyarakat , bahkan sampai dalam urusan politik , ekonomi & sosial pun agama di campurkan.
Hakekat suatu agama tidak lagi di pedulukan oleh karena serakahnya kepentingan.
Apa yang ideal dari Agama di rezim ini?
Apakah agama itu digunakan sebagai alat pemecah bela?, ataukah di jadikan pedang untuk membunuh nilai kepluralisan bangsa yang sudah sejak lama kita pelihara?
Apa yang kemudian menjadi penyebab camput aduknya urusan agam dengan Politik? Sebagai mahasiswa tentunya saya berpandangan bahwa hal ini terjadi karena nilai jual politik dari oknum-oknum tertentu tidak laku di mata bangsa sehingga di menjadikan agama sebagai produk dagangan pilitik.
   Hal ini tentunya jangan dibiarkan terua mengakar di negri yang pancasilais ini, karena bangsa yang cinta akan toleransi tidak akan bertahan lama nilai tolerannya jika membiarkan orang lain mencoba mengikis nilai tersebut dari kulit negri ini.
Tentunya harus ada undang-undang yang dibuat untuk mengatasi hal demukian, & proses penegakan terhadap UU juga harus  tegas. Dalam konteks Teologis kita seharusnya menjadikan Agama itu sendiri sebagai bentuk implementasi dari iman & keyakinan kita. Jangan menanamkan dalam diri bahwa keyakinan orang lain lebih rendah dari keyakinan kita. Karena sesungguhnya hanya kepada satu Allah yang kita percaya , itulah idealnya Agama yang sesungguhnya.
Penulis$ Yohanes Halimaking.
     Peran Agama Di Tahun Politik Sebagai              Bomerang Penghancur Pluralis


Teologi Merupakan cabang Ilmu yang berbicara mengenai konsep Ketuhanan,
mengenal sifat Allah, dan dasar dari kepercayaan suatu agama.
berbicara tentang Teologi berarti kita sedang berbicara tentang Agama,
tentang suatu kepercayaan dogmati yang diantui.
   Agama adalah kepercayaan diman kepercayaan itu muncul dari sikap afektif setiap orang sehingga tidak dipaksakaan oleh seorangpun untuk sujud & menyembah kepada agama lain selain agama yang sesorang anuti.
Adalah suatu perjalanan historis yang tidak kita bohongi bhawa setiap agama yang kita anuti sekarang adalah agama inport-an dari bangsa luar.
Agama yang di akui sekarang ada agama yang tidak lahir di negara kita sendiri, melainkan titipan politik dari benuah biru.
Agama yang kita punya itu hilang sejak ilmu pengetahuan mulai berkembang ,
Seharusnya kita lebih pintar dari batu-batu  yang berada di hutan, karena ketika ilmu pengetahua sudah mulai masuk seharusnya kita berpikir bagaimana mengembangkan kepercayaan kita & bukan menerima agama luar dan kemudian menghilangkan kepercayaan awal.
Sesungguhnya agama itu sendiri merupakan keyakinan akan iman kita.
Lalu mengapa keyakinan awal yang sudah tumbuh sejak berabad-abad hilang begitu saja ? ? ?
Pertanyaan Reflektif yang ingin saya lontarkan `` Sejauh ini apakah kekuatan iman kita terhadap agama sangat baik??
Di rezim Milenial ini, banyak agama yang di jadikan amunisi dalam berbagai aspek.
Diperalatkan oleh Provokator untuk mengaduh domba Masyarakat , bahkan sampai dalam urusan politik , ekonomi & sosial pun agama di campurkan.
Hakekat suatu agama tidak lagi di pedulukan oleh karena serakahnya kepentingan.
Apa yang ideal dari Agama di rezim ini?
Apakah agama itu digunakan sebagai alat pemecah bela?, ataukah di jadikan pedang untuk membunuh nilai kepluralisan bangsa yang sudah sejak lama kita pelihara?
Apa yang kemudian menjadi penyebab camput aduknya urusan agam dengan Politik? Sebagai mahasiswa tentunya saya berpandangan bahwa hal ini terjadi karena nilai jual politik dari oknum-oknum tertentu tidak laku di mata bangsa sehingga di menjadikan agama sebagai produk dagangan pilitik.
   Hal ini tentunya jangan dibiarkan terua mengakar di negri yang pancasilais ini, karena bangsa yang cinta akan toleransi tidak akan bertahan lama nilai tolerannya jika membiarkan orang lain mencoba mengikis nilai tersebut dari kulit negri ini.
Tentunya harus ada undang-undang yang dibuat untuk mengatasi hal demukian, & proses penegakan terhadap UU juga harus  tegas. Dalam konteks Teologis kita seharusnya menjadikan Agama itu sendiri sebagai bentuk implementasi dari iman & keyakinan kita. Jangan menanamkan dalam diri bahwa keyakinan orang lain lebih rendah dari keyakinan kita. Karena sesungguhnya hanya kepada satu Allah yang kita percaya , itulah idealnya Agama yang sesungguhnya.
Penulis$ Yohanes Halimaking.

Selasa, 17 April 2018

Sabtu, 14 April 2018

Menuju Ammapai 01 , Kualitas Loyalitas & Tanggung jawab

Dagas Lelangona atau Damianus Lelangona
Meruapakan salah satu kader integritas yang di persiapkan bertarung di RUA Ammapai Kupang periode ini.
Loyalitas dan Kualitas menjadi modal utama Dagas dalam mencalonkan diri.
Tentunya sebagai Kader Potensial Dagas ingin menjadikan Ammapai yang unggul dalam kualitas dan Hebat dalam intelektual.

Harapan dagas di RUA Ammapai kali ini ialaha menciptakan Demokrasi sehat dalam perhimpunan sehingga memupuk kembalai tali persaudarhan dalam Ammapai .

Sabtu, 07 April 2018

RINDUH

Piluisi Oleh : Petronela Baran Wityn

     Mahasiswa Universitas Nusa Cendana
     Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan       
Kewarganegaraaan

Menunggu ditengah pekat malam
Diam membisu dalam keheningan
Apa yang harus kukatakan pada bintang yang terus bersinar dengan penuh tanya...
Kutatap bintang
Bulan pun tak mau kehilangan tatapanku...
Selayang pandang kutatap mereka
Dengan malu" kutanyakan pada bulan dan bintang yang masih menatap
Kapankah engkau datang???
Sekian lama kuarungi waktu
Menunggu tanpa letih
Dengan sejuta cinta yang kupendam
Tanpa ada balasan darimu
Ijinkan aku menanti
Ijinkan aku merindu
Ijinkan aku mencinta
Walau benar" menyiksa
Penantian yang tak pasti
Rindu yang terlampau berat
Cinta yang terlarang
Itulah kisah penantianku...
Seperti kata yang tak mampu diucap rokok pada api yang menjadikannya puntung dan abu
Seperti pesan yang tak sempat disampaikan nada pada kata yang menjadikanya lagu....
Begitulah penantianku....
Sia sia

Rabu, 04 April 2018

INTEGRITAS POLITIK MENUJU INTEGRASI SOSIAL

INTEGRITAS POLITIK MENUJU INTEGRASI SOSIAL

      Opini Oleh : Yohanes Halimaking
      Mahasiswa Univesritas Nusa Cendana                Fakultas    Ilmu Sosial & Politik Jurusan                                      Sosiologi

         Suatu negara yang berdemokrasi tidak luput dari Politik
Yang merupakan distributor musyawara menuju mufakat.
Politik dalam artian spesifik merupakan pengetahuan mengenai Ketatanegaraan atau Kenegaraan ( seperti Sistem Pemerintahan & Dasar Pemerintahan ).
Dari pandangan masyarakat akar rumput, Politik adalah Drama Tipu daya yang di lakoni oleh aktor penguasa.
  Menerawang kembali Kemerdekaan Indonesia, kita tahu bahwa Politik berperan penting hingga menghantarkan NKRI ke gerbang Kemerdekaan.
Sejak Kolonial menebus ibu pertiwi membawa masuk Sistem yang merupakan bagian dari Politik.
Hingga Soekarno merebut kembali tongkat estafet bangsa juga menggunakan sistem Politik.
 Sesungguhnya Politik itu baik adanya hanya Oknumnya saja yang Serakah.

 Tahun 2019 adalah tahun dimana Gendang Politik akan di tabuh.
Meriam Demokrasi kian gemuruh pertandah Pemilihan Umum akan tibah.

Dari pucuk terginggi dalam negara (Pilpres) hingga akar Daerah (Pilkada & Pileg)

Menjadi sasaran parah Kapitalis adalah masyarakat kaum bawah yang kurang paham akan Politik.
Kaum Borjuis akan memainkan Politik Kancil dengan bermodalkam modal/harta.
Ini yang menjadi ketakutan jika Skenario tersebut akam dimainkan lagi di tahun ini.

Pesta Demokrasi kali ini akan membuka ruang bagi provokator untuk melacuri Semboyan Negara (BHINEKA TUNGGAL IKA) yaitu memainkan isu SARA( Suku , Ras ,& agama)
yang akan menimbulkan Disintegrasi Sosial dalam masyarakat.
Jika hal ini terus terjadi maka yakin dan percaya Indonesia yang di kenal dengan bangsa yang Majemuk akan terpecah bela.

Peran Politik sangat mempengarhui kehidupan sosial masyarakat bahkan sangat erat dengan pola dan sistem dalam masyarakat.

Sehingga menjadi ketakutan untuk kali ini ialah isu SARA masih di mainkan yang akan berimplikasi pada Disintegrasi pada masyarakat.

Harapan dan angan menjadi impian kita bahwa Drama Politi kali ini "Mari lakoni dan pentaskan Integrasi Politik atau dalam artian bahwa Bepolitik yang baik ,untuk menyatuhkan".

Kesadaran akan bangsa yang beragam dengan berlandaskan Pancasila akan menjadi dasar dalam Politik .
Bahwa Indoneaia adalah negara yang Pluralis,
Jangan sampai ada Oknum yang yang memprovokatori kita guna memecah belakan bangsa yang sudah diwariskan nenek moyang dengan Politi " pemisah".

Pesanku untuk mu parah aktor politik
" Ciptakan Integritas Politik Menuju Integrasi Sosial"

Sebab Untuk Menjaga Kesatua dan Persatuan bangsah adalah kita bukan dia ataupun mereka.

SALAM.......
Opini Oleh : Yohanes Halimakaing
Mahasiswa Universitas Nusa Cendana 
Fakultas Ilmu Sosial & Politik Jurusan Sosiologi



   Suatu negara yang berdemokrasi tidak luput dari Politik
Yang merupakan distributor musyawara menuju mufakat.
Politik dalam artian spesifik merupakan pengetahuan mengenai Ketatanegaraan atau Kenegaraan ( seperti Sistem Pemerintahan & Dasar Pemerintahan ).
Dari pandangan masyarakat akar rumput, Politik adalah Drama Tipu daya yang di lakoni oleh aktor penguasa.
  Menerawang kembali Kemerdekaan Indonesia, kita tahu bahwa Politik berperan penting hingga menghantarkan NKRI ke gerbang Kemerdekaan.
Sejak Kolonial menebus ibu pertiwi membawa masuk Sistem yang merupakan bagian dari Politik.
Hingga Soekarno merebut kembali tongkat estafet bangsa juga menggunakan sistem Politik.
 Sesungguhnya Politik itu baik adanya hanya Oknumnya saja yang Serakah.

 Tahun 2019 adalah tahun dimana Gendang Politik akan di tabuh.
Meriam Demokrasi kian gemuruh pertandah Pemilihan Umum akan tibah.

Dari pucuk terginggi dalam negara (Pilpres) hingga akar Daerah (Pilkada & Pileg)

Menjadi sasaran parah Kapitalis adalah masyarakat kaum bawah yang kurang paham akan Politik.
Kaum Borjuis akan memainkan Politik Kancil dengan bermodalkam modal/harta.
Ini yang menjadi ketakutan jika Skenario tersebut akam dimainkan lagi di tahun ini.

Pesta Demokrasi kali ini akan membuka ruang bagi provokator untuk melacuri Semboyan Negara (BHINEKA TUNGGAL IKA) yaitu memainkan isu SARA( Suku , Ras ,& agama)
yang akan menimbulkan Disintegrasi Sosial dalam masyarakat.
Jika hal ini terus terjadi maka yakin dan percaya Indonesia yang di kenal dengan bangsa yang Majemuk akan terpecah bela.

Peran Politik sangat mempengarhui kehidupan sosial masyarakat bahkan sangat erat dengan pola dan sistem dalam masyarakat.

Sehingga menjadi ketakutan untuk kali ini ialah isu SARA masih di mainkan yang akan berimplikasi pada Disintegrasi pada masyarakat.

Harapan dan angan menjadi impian kita bahwa Drama Politi kali ini "Mari lakoni dan pentaskan Integrasi Politik atau dalam artian bahwa Bepolitik yang baik ,untuk menyatuhkan".

Kesadaran akan bangsa yang beragam dengan berlandaskan Pancasila akan menjadi dasar dalam Politik .
Bahwa Indoneaia adalah negara yang Pluralis,
Jangan sampai ada Oknum yang yang memprovokatori kita guna memecah belakan bangsa yang sudah diwariskan nenek moyang dengan Politi " pemisah".

Pesanku untuk mu parah aktor politik
" Ciptakan Integritas Politik Menuju Integrasi Sosial"

Sebab Untuk Menjaga Kesatua dan Persatuan bangsah adalah kita bukan dia ataupun mereka.

SALAM.......